Tradisi Dabang
Dampelas merupakan salah satu dari 24 suku yang ada di Sulawesi tengah, tepatnya di Kecamatan Dampelas, kabupaten Donggala-Indonesia. Jika kita membahas lebih dalam tentunya sangat banyak sekali tradisi atau budaya suku Dampelas. Kali ini saya akan membahas tentang tradisi Dabang yang merupakan kebiasaan masyarakat suku Dampelas sejak dahulu sampai sekarang.
Menurut salah seorang sesepuh Dampelas dahulu pernah lahir buaya kembar di danau Dampelas, kembarannya disebut-sebut sebagai dabang. Konon Dabang ini merupakan garis keturunan dari kembaran buaya tersebut, tapi bukan keturunan buaya. Sampai saat ini tradisi Dabang masih dipertahankan. menurut Om Bora dimanapun seseorang itu (berdarah Dampelas asli) pergi, sejauh apapun, kalau memang dia bergaris keturunan Dabang dia pasti akan kembali ke Tanah Dampelas dan melaksanakan ritual tersebut.
Sebelum melaksanakan ritual ini harus membaca kalimat-kalimat Allah terlebih dahulu untuk meminta kemudahan ataupun kesembuhan untuk si penderita penyakit atau masalah tertentu. Setelah ritual selesai, makanan yang dibentuk buaya itu bisa dimakan. Dabang bisa dilakukan apabila seseorang mengalami masalah tertentu atau penyakit yang memang sudah tidak ada jalan lain untuk menyelesaikannya, biasanya untuk mengetahui apakah harus dilaksanakan tradisi Dabang atau tidak harus di lakukan 'Tahiyao' terlebih dahulu.
Tahiyao merupakan cara meminta petunjuk melalui Al-Qur'an, dan hanya dilakukan oleh orang tertentu saja. Dalam ritualnya Dabang di bentuk menyerupai Buaya yang dibentuk dari beras ketan atau nasi, jarinya menggunakan pisang,telur, ada 1 ekor ayam bakar utuh yang sudah dibersihkan diletakkan dibagian atas nasi berbentuk buaya. sebagai pelengkapnya ada tembako (rokok jaman dulu) , daun sirih, dll.
Sekilas tentang Suku Dampelas
Suku Dampelas merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah kecamatan Dampelas Sojol, Kabupaten Donggala dan kabupaten Tolitoli di provinsi Sulawesi Tengah Indonesia. Suku ini terkenal karena memiliki tradisi adat yang unik serta benda-benda pusaka sakti dan berkhasiat untuk menghadapi musuh. Orang yang memakai benda-benda pusaka itu akan menjadi dan tidak mempan terhadap guna-guna (santet) dan ilmu hitam lainnya.
Sebagian besar suku Dampelas beragama Islam namun mereka juga mempertahankan kepercayaan animisme. Suku Dampelas mengenal berbagai nama makhluk untuk kekuatan gaib dan juga sebagai tempat perlindungan dan tempat memohon berkat dengan menggunakan cara-cara tertentu. Suku Dampelas juga dikenal sebagai suku yang masih menggunakan benda-benda sakti yang berkhasiat sebagai penangkal serangan musuh. Orang yang menggunakan alat itu seakan-akan menjadi kebal, tidak diganggu oleh hantu, anti terhadap guna-guna yang lain dan sebagainya.
Suku Dampelas banyak bermukim di Desa Kambayang, Talaga, Sabang, Sioyong, Malonas, Rerang, Long, Bayang dan lainnya, dimana desa-desa ini berada di Kecamatan Dampelas.
No comments:
Post a Comment